Pemkab Simalungun melalui Dinas PUTR memetakan titik rawan banjir dan menyiapkan perbaikan drainase di Dolok Batunanggar. Warga bersama pemerintah bergotong royong membersihkan saluran air demi mencegah banjir berulang.
Simalungun|Simantab – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Simalungun dalam sepekan terakhir kembali memunculkan genangan di sejumlah titik di Kecamatan Dolok Batunanggar. Air bercampur lumpur melintasi jalan-jalan utama Serbalawan, membuat kendaraan tersendat dan sebagian warga memilih menepi menunggu air surut.
Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Simalungun. Kepala Dinas PUTR, Hotbinson Damanik, menyampaikan bahwa pihaknya akan memprogramkan penanganan banjir secara bertahap dan terencana di kawasan tersebut.
“Kami akan turun ke lapangan untuk memastikan penanganan yang paling tepat,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa survei lapangan bukan sekadar inspeksi singkat, melainkan mencakup pemetaan sistem drainase yang ada, identifikasi daerah tangkapan air, serta pola aliran air dari arah Kecamatan Tapian Dolok menuju pusat Kecamatan Dolok Batunanggar.
Menurut Hotbinson, air hujan dari kawasan perbukitan Tapian Dolok selama ini tidak tertampung maksimal karena saluran drainase terlalu kecil dan sebagian tersumbat endapan tanah.
“Dari hasil pengamatan awal, drainase di sepanjang ruas jalan utama banyak yang tidak terhubung dengan jalur pembuangan akhir. Akibatnya, air hanya berputar di lokasi itu lalu meluap ke badan jalan,” jelasnya.
Selain persoalan teknis, ia juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air. Banyak parit di kawasan padat penduduk yang ditimbun atau dijadikan tempat pembuangan sampah rumah tangga.
“Drainase perlu dicek, dan tentu harus ada saluran pembuangan baru. Namun, hal ini tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kesadaran masyarakat menjaga lingkungan juga sangat menentukan,” katanya.
Sebagai langkah awal, Dinas PUTR berencana melakukan normalisasi drainase utama serta membangun saluran pembuangan air baru yang langsung terhubung ke sungai terdekat. Hotbinson mengakui bahwa program tersebut membutuhkan anggaran besar sehingga pelaksanaannya baru dapat diupayakan pada APBD Tahun Anggaran 2026.
“Kami akan mengusulkan penanganan menyeluruh tahun depan, termasuk desain teknisnya. Jika anggaran memungkinkan, kami buat sistem drainase baru yang berkelanjutan, bukan tambal sulam,” ujarnya.
Sementara itu, perbaikan jalan di Dolok Batunanggar telah dimasukkan dalam Perubahan (P) APBD 2025 sebagai langkah darurat pascabanjir. Ia menegaskan bahwa pembangunan jalan dan drainase akan disinergikan agar hasilnya optimal.
“Sering kali jalan diperbaiki tetapi drainasenya tidak, akibatnya genangan muncul lagi. Tahun depan kami rancang supaya keduanya berjalan bersamaan,” tambahnya.
Gotong Royong Warga dan Pemerintah
Camat Dolok Batunanggar, Siti Aminah Siregar, bersama unsur Forkopimca, masyarakat, dan pihak swasta menggelar aksi gotong royong (marhaoan bolon) untuk mengatasi penyumbatan saluran air.
Kegiatan yang digelar pada Kamis (9/10/2025) itu diikuti warga dari Kelurahan Aman Sari dan Serbalawan, serta dibantu personel Koramil dan Polsek Serbalawan. Mereka membersihkan parit, mengeruk endapan lumpur, dan menyingkirkan sampah rumah tangga dari gorong-gorong.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari laporan warga kepada Bupati dan Wakil Bupati pada 1 Oktober lalu. Kami langsung menindaklanjuti dengan aksi nyata di lapangan sesuai arahan pimpinan,” ujar Siti Aminah.
Dukungan juga datang dari PT Bridgestone yang menurunkan mobil pemadam kebakaran untuk membantu penyemprotan saluran air agar lebih cepat bersih.
Menanti Realisasi Program Drainase Baru
Sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati Simalungun telah meninjau lokasi banjir dan meminta agar semua pihak berkolaborasi. Pemerintah daerah memastikan penanganan banjir tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga berbasis perencanaan tata ruang dan sistem drainase kawasan perkotaan.
Warga kini menaruh harapan besar pada komitmen Dinas PUTR. Mereka ingin agar rencana tersebut tidak berhenti pada survei dan janji pembangunan, tetapi benar-benar terwujud dalam sistem drainase baru yang mampu melindungi dari banjir tahunan.
“Kami siap membantu kalau pemerintah serius. Kalau air sudah mengalir lancar, masyarakat pun bisa hidup lebih tenang,” ujar seorang warga.
Di Dolok Batunanggar, genangan mungkin belum sepenuhnya surut. Namun, semangat gotong royong warga dan keseriusan pemerintah menjadi tanda bahwa perubahan sedang disiapkan dan menanti hari di mana hujan deras tak lagi identik dengan bencana..(Putra Purba)