Pesan Dari Orang Berseragam dan Berpangkat
Pesan bapak sudah sampai ya pak, disampaikan oleh seseorang yang berpangkat dan berseragam. Pesannya sudah kuterima dan kucerna dengan kepala dingin, lalu sudah kurimang rimangi lagi, akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan, Aku Diancam.
kutarik nafasku dalam dalam, aku tanya hatiku, apakah aku sudah menyakiti seseorang? Kudengar suara sengau bilang begini, “kau menyakiti perampok itu”
Aku bilang lagi, dia bukan perampok sepertiku, dia pendoa. Dia tertawa, “bandar togel dan pemain judi scatterpun, berdoa”. Aku diam, hening
Aku putuskan untuk memberikan peringatan ke semuanya, bahwa ancaman itu tidak akan menghentikanku, untuk mempelototimu sejengkal demi sejengkal.
Dua cara sudah pakbup tempuh, satu menawarkan proyek dan kedua mengancam. ibarat bermain judi 77 anggur itu kan pak, once more. Selamat mencoba pakbup
Ini bukan mengajari ya pakbup, tanyakan ke sekeliling bapak itu, apa yang mereka terima hingga mereka diam dan hening dari kebisingan tingkat dewa?
Mereka tau itu, jangan pelit apalagi mau makan sendiri, bagilah hasil jualan foto yang seharga 1 unit handphone itu, sisihkanlah sekedar dari uang spanduk spanduk yang pembeliannya masih tertunggak dipercetakan itu,
Dan konon lagi kudengar ada syarat sekian persen supaya dana untuk satu proyek bisa dicairkan, bahkan sangkin takutnya kena tokoh dalam hitungannya, pakbup harus menandatangani sendiri SP2D itu, padahal kolomnya ngga ada untuk pakbup
Dan pakbup harus tau, dulu dijaman barata yuda bermarga bangun, cecenguknya yang makan makanan raja, tapi hari ini raja yang mau makan makanan cecenguk, bois ma ham gok
jangan sampai pakbup menjadi kukek kukek segala zaman hingga orang tua berpesan ke anaknya kek gini:
“jangan kayak sibongak ya, sudah sok suci rakus pulak, dah kenyangpun tak tau berhenti, muntahlah”
itulah pesan imajiner untuk kita semua, bagilah, pesanku