Langkah ini penting bagi petani dan sawahnya untuk memanfaatkan ketersediaan air yang saat ini masih mencukupi dan mengantisipasi potensi kekeringan yang diperkirakan melanda pada periode Mei hingga Juni 2025.
Simalungun|Simantab – Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun mengimbau seluruh petani untuk segera mempercepat tanam padi menyusul masuknya musim kemarau.
Langkah ini penting untuk memanfaatkan ketersediaan air yang saat ini masih mencukupi dan mengantisipasi potensi kekeringan yang diperkirakan melanda pada periode Mei hingga Juni 2025.
Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Simalungun, Zefri Zein, menekankan pentingnya bagi petani untuk memaksimalkan sumber-sumber air yang ada saat ini.
“Kita melalui petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terus melakukan sosialisasi kepada petani di berbagai wilayah, terutama bagi yang tidak memiliki jaringan irigasi, untuk tidak menunda penanaman padi,” ujarnya saat dikonfirmasim, Kamis (17/04/2025).
Lebih lanjut, Zefri menyarankan petani untuk menggunakan benih padi berumur pendek dan tahan terhadap kekeringan.
Selain itu, penggunaan pupuk organik sesuai dosis anjuran juga ditekankan agar tanah memiliki kemampuan menyimpan air yang lebih baik dan kesuburannya tetap terjaga. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mewujudkan Kabupaten Simalungun yang mandiri pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Bagi petani yang telah selesai panen pada Musim Tanam I (MT I), kami mengimbau untuk segera melakukan penanaman padi pada MT II. Kondisi air saat ini masih melimpah dan sangat baik untuk dimanfaatkan dalam proses pengolahan tanah dan penanaman,” jelas Zefri.
Dengan melakukan penanaman padi saat ini, diharapkan pada puncak musim kemarau nanti, tanaman padi tidak lagi membutuhkan banyak air sehingga potensi gagal panen dapat diminimalisir dan target swasembada pangan dapat tercapai.
Zefri juga menambahkan, kondisi air untuk pertanian di Kabupaten Simalungun hingga saat ini masih tergolong aman. Kebutuhan air untuk tanaman padi hingga panen MT I juga terpantau terpenuhi.
“Stok air untuk petani yang masih menunggu panen MT I dan petani yang bersiap untuk tanam padi MT II masih mencukupi,” tegasnya.
Ia menambahkan, sebagian besar petani di Kabupaten Simalungun telah melakukan panen pada bulan Maret lalu yang merupakan puncak musim panen.
Namun, ia tetap menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap ketersediaan air di musim kemarau, khususnya untuk petani yang akan kembali bercocok tanam.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Sumatera Utara sedang berada dalam masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau. Bahkan, dalam tiga hari ke depan, diprediksi akan terjadi potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah.
Prakirawan Cuaca BMKG Wilayah I Medan, Defri Mandoza menjelaskan, meskipun bulan April ini diperkirakan ada 115 Zona Musim (ZOM) yang memasuki musim kemarau dan akan meluas pada Mei hingga Juni mendatang.
“Durasi musim kemarau tahun ini diprediksi lebih pendek dari biasanya. Fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang saat ini berada dalam fase netral menjadi salah satu faktor penyebabnya,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Menyikapi kondisi ini, BMKG Wilayah I Medan mengimbau jajaran terkait di sektor pertanian untuk dapat menyesuaikan pola tanam padi, terutama bagi petani padi tadah hujan.
Sebagai langkah antisipatif, penyuluh pertanian juga diminta untuk terus melakukan pendampingan kepada petani dan menganjurkan pemanfaatan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Ia menambahkan, dengan adanya imbauan ini, diharapkan petani di Kabupaten Simalungun dapat mengambil langkah cepat dan tepat untuk mengamankan hasil panen di tengah potensi ancaman musim kemarau.
“Aktifnya asuransi ini sangat penting untuk mengantisipasi kemungkinan gagal panen akibat dampak perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi,” pungkas Defri.(putra purba)