Spot-spot swafoto berlatar air dan langit Danau Toba kini jadi buruan para penggiat media sosial. Setiap jepretan di Pantai Bebas Parapat seolah punya cerita tersendiri.
Parapat|Simantab – Di tepi Danau Toba yang megah, tepatnya di jantung Kota Parapat, sebuah wajah baru pariwisata Sumatera Utara tengah memikat hati ribuan pasang mata. Namanya Pantai Bebas Parapat, sebuah ruang publik yang tak sekadar menyajikan panorama, tapi juga menjadi simbol kebangkitan budaya, ekspresi, dan harapan baru.
Berlokasi di Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, pantai ini tidak memiliki hamparan pasir seperti pantai laut pada umumnya. Namun, bebatuan eksotis di sepanjang bibirnya justru menjadi daya tarik yang unik. Di balik keindahan itu, tersimpan transformasi besar yang dimulai sejak 21 Oktober 2020 (saat proyek revitalisasi dimulai oleh Kementerian PUPR) dan selesai pada 3 November 2021.
Puncaknya, pada 2 Februari 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan Pantai Bebas Parapat sebagai simbol baru modernisasi kawasan Danau Toba.
Kini, siapa pun yang datang akan disambut dengan lanskap memikat: anak tangga tersusun rapi, menara pandang yang menyuguhkan panorama danau dari ketinggian, jalur jogging yang mengalun tenang di sepanjang pantai, hingga arena skateboard yang memicu adrenalin.
Taman-taman tertata dengan bunga warna-warni dan pepohonan rindang di bawah kanopi, menciptakan ruang yang ramah untuk keluarga, wisatawan, maupun seniman jalanan.
Tak kalah penting, spot-spot swafoto berlatar air dan langit Danau Toba kini jadi buruan para penggiat media sosial. Setiap jepretan di Pantai Bebas Parapat seolah punya cerita tersendiri.
Ruang Tanpa Sekat: Antara Ekspresi dan Aktivitas
Pantai Bebas Parapat tak hanya dirancang sebagai lokasi berlibur. Menurut Camat Girsang Sipanganbolon, Viktor Saragih, tempat ini juga menjadi ruang terbuka untuk beragam kegiatan masyarakat.
Mulai dari jogging pagi, memancing di tepi danau, hingga bermain jetski bagi pencari sensasi, semuanya tersedia di sini. “Bagi para fotografer, setiap sudut pantai menyuguhkan lanskap visual yang layak diabadikan,” ujar Viktor saat ditemui pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Lebih dari itu, pantai ini juga menjadi penghubung penting bagi wisatawan karena berfungsi sebagai dermaga kapal motor menuju Pulau Samosir. Tak heran, tempat ini kerap dijadikan lokasi penyelenggaraan event nasional maupun internasional, mulai dari pertunjukan seni budaya, festival, hingga forum pariwisata.
Dengan luas hampir satu hektar, Pantai Bebas Parapat menjadi destinasi sepanjang tahun. Menjelang senja, angin danau yang sejuk dan ombak kecil yang mengalun membuat banyak pengunjung enggan beranjak. Para pemancing bahkan rela menunggu hingga malam demi tarikan ikan terbaik dari Danau Toba.
Menariknya, tidak ada tiket masuk untuk menikmati tempat ini. Hanya biaya parkir yang dikenakan: Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil. Pemerintah setempat mengimbau pengunjung membayar hanya kepada petugas resmi untuk mencegah pungutan liar.
Menanti Sorotan Dunia: Misi Green Card UNESCO
Di balik semua ini, tersimpan misi besar: mengembalikan status Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark.
Fikri Damanik, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Simalungun, menaruh harapan besar pada kunjungan Tim Asesor UNESCO yang dijadwalkan hadir ke kawasan Danau Toba pada 21–25 Juli 2025. Puncak validasi akan dilakukan pada 23 Juli 2025.
Empat situs geologi utama di Simalungun akan menjadi fokus penilaian: kawasan bebatuan di Sibaganding, Monkey Forest, tebing batu dekat gapura Parapat, serta Geopark Information Center di Open Stage Parapat.
“Kami sedang membersihkan area-area geologi agar tim asesor dapat melihat karakter bebatuan purba secara detail,” kata Fikri. Ia menambahkan, seluruh elemen masyarakat dan pelaku wisata juga diimbau turut menjaga kebersihan dan menunjukkan budaya lokal selama masa kunjungan.
Menurut Fikri, status geopark bukan hanya soal pariwisata, tapi juga menyangkut fungsi edukasi dan riset geologi berskala global. Ia menekankan bahwa pembangunan pariwisata harus dimulai dari pembenahan infrastruktur, lalu diikuti peningkatan fasilitas (amenitas), baru kemudian promosi besar-besaran.
Pantai Bebas, Simbol Pariwisata Masa Depan
Meski tak termasuk dalam daftar destinasi penilaian oleh tim UNESCO, Pantai Bebas Parapat tetap menjadi ikon penting dari wajah baru Danau Toba. Fikri menyebut tempat ini sebagai bukti transformasi pariwisata Simalungun yang lebih modern, terbuka, dan berkelas dunia.
“Jika kawasan wisata tidak ditata dengan baik, wisatawan hanya akan datang sekali, lalu tidak kembali,” katanya mengingatkan. Maka dari itu, pendekatan terpadu dan cepat dalam penataan kawasan wisata seperti Pantai Bebas Parapat menjadi kunci agar pariwisata benar-benar membawa manfaat bagi ekonomi lokal dan nasional.
Kini, Parapat tak hanya dikenal karena keindahan danaunya, tapi juga karena keberanian dan semangat barunya di satu pantai kecil, terbentang harapan besar untuk masa depan.(putra purba)