Jakarta, Berhembusnya kabar tentang penyebab kematian 4 orang sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat karena kelaparan perlahan mulai terbantahkan. Hal ini setelah pihak keluarganya datang ke lokasi dan membantah bahwa keluarganya berasal dari ekonomi lemah.
Hal ini diperkuat dengan penjelasan Ketua RT setempat yang membocorkan bahwa warganya tersebut memiliki mobil dan sepeda motor. Asiung mengklaim bahwa kepemilikan kendaraan bermotor tersebut diketahui oleh seluruh tetangganya dan sebagian besar warga perumahan Citra Garden Kalideres, Jakarta Barat.
Dokter forensik telah mengeluarkan kesimpulan bahwa sekeluarga yang menjadi korban meninggal dunia tersebut sudah meninggal dunia sekitar 3 minggu yang lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce kepada wartawan (11/11/2022).
Dokter forensik RS Polri Kramat Jati menyatakan bahwa korban meninggal dunia sekitar 3 minggu lalu dan tidak menemukan sisa sisa makanan dilambungnya. Saat ini tim forensik sedang bekerja dengan meneliti hati dan jantung dari korban untuk mengetahui penyebab kematian sebenarnya.
Setelah kelaparan sebagai penyebab kematian terbantahkan, saat ini beredar kabar bahwa korban sekeluarga mengikuti aliran tertentu dan aliran tersebut menjadi penyebab kematian. Ada beberapa perilaku korban sekeluarga yang janggal dimata tetangganya, yaitu:
Bungkus kaki dengan plastik hitam
Calvin (29 tahun) tetangga korban. Dirinya mengaku pernah melihat kaki dari salah satu korban dibungkus dengan plastik hitam. Ketika hal tersebut ditanya oleh Calvin korban tersebut tidak menjawab. Calvin yang rumahnya bersebelahan dengan korban menyatakan sudah berbulan bulan tidak melihat adanya aktivitas di rumah korban.
Ditemukan kotak susu bayi
Sedangkan warga yang lain, Tio juga memberikan informasi bahwa beberapa bulan lalu dirinya diminta oleh Ketua RT untuk mengecek apakah ada bayi atau tidak di rumah tersebut karena mereka menemukan kotak susu bayi di keranjang sampahnya.
Namun Tio tidak menemukan adanya bayi dirumah tersebut karena suara tangisan bayi juga tidak pernah dia dengar. Dan dijemuran juga tidak pernah menemukan adanya pakaian bayi yang dijemur
Ada bedak bayi dan Kapur Barus
Tim olah TKP juga menemukan bedak bayi dan kapur barus di sekitaran jenazah korban di rumah tersebut. Bedak bayi dan kapur barus tersebut digunakan untuk menyerap bau mayat yang ada di rumah tersebut.
Menarik diri dari keluarga
Handoyo dan Sri Astuti menyatakan bahwa keluarga korban ini sudah menarik diri dari keluarga besarnya. Sehingga mereka sudah 20 tahun tidak berkomunikasi.