6 Pelaku Tawuran di Belawan Ditangkap, 1 Reaktif Covid-19

Medan – Satu dari enam orang pelaku tawuran di Jalan KL Yos Sudarso Belawan pada Rabu (21/7/2021) dini hari, yang ditangkap polisi, dinyatakan reaktif Covid-19.

Menurut informasi, usai ditangkap terhadap enam orang yang diduga sebagai otak tawuran ini dilakukan rapid test Covid-19, dan hasilnya satu orang reaktif.

Kepala Polres Pelabuhan Belawan, AKBP M Dayan juga mengakui bahwa satu dari enam orang dalang tawuran yang ditangkap reaktif Covid-19. Namun Dayan tidak mengungkapkan inisial pelaku yang reaktif Covid-19 ini.

“Dari enam orang yang kita tahan, ternyata satu diantaranya reaktif Covid-19,” kata Dayan dalam keterangan pers, Rabu (21/7/2021) malam.

Karena itu, Dayan mengimbau masyarakatnya untuk tidak mudah terprovokasi mengingat situasi saat ini sedang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

“Jadi saya imbau kepada warga untuk tidak mudah terprovokasi dan ikut-ikutan, mengingat situasi saat ini sedang PPKM level 4 dimana kita semua harus menghindari kerumunan,” tegasnya.

Sebelumnya, akibat saling ejek antar kelompok remaja memicu tawuran warga di Jalan KL Yos Sudarso Belawan pada Rabu (21/7/2021) dini hari.

Tawuran itu juga berujung pada aksi pelemparan bom molotov sehingga menimbulkan kerusakan beberapa rumah dan warung milik warga, dan satu rumah ibadah gereja disekitar lokasi kejadian juga nyaris terbakar.

Kepala Polres Pelabuhan Belawan, AKBP M Dayan mengatakan, pihaknya telah menangkap 6 orang yang diduga sebagai otak atau dalang aksi tawuran tersebut.

“Otak dari aksi tawuran ini dominan remaja, masing-masing berinisial MS (17), K (17), RA (17), AP (17), AA (14) dan satu orang dewasa BWB (31),” ujar Dayan.

Dayan yang saat itu didampingi Kasat Reskrim AKP Herry Cahyadi, KBO Sat Reskrim Iptu Arifin Purba dan Kanit I Sat Reskrim Ipda Herikson Siahaan, menepis isu bentrokan itu terjadi karena mengandung unsur SARA.

“Bentrokan yang terjadi bukan karena isu SARA seperti yang sempat beredar, namun karena hal sepele yakni saling ejek yang selama ini biasa terjadi antar warga disana yang dipisahkan oleh sungai,” ungkap Dayan. ()

Iklan RS Efarina