Ratusan tenaga honorer serentak berdiri mengadukan nasib ke anggota DPRD Samosir, pasca gagal nya ditetapkan P-APBD Samosir 2024. (f.antara)
simantab.com – Ratusan pegawai honorer tenaga teknis di Pemkab Samosir mendatangi gedung DPRD, Rabu (2/10), mengadukan hilangnya peluang mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) setelah gagalnya pengesahan Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (P-APBD) 2024.
Isak tangis ratusan pegawai honorer yang telah mengabdi belasan tahun tidak terbendung. Mereka kecewa karena pengesahan P-APBD 2024 gagal akibat ketidakhadiran beberapa anggota DPRD saat sidang paripurna.
Koordinator pegawai honorer, Gembira Simbolon, menangis dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap anggota DPRD yang dianggap lalai menjalankan tugas sebagai wakil rakyat tanpa memikirkan kepentingan umum.
“Sebelumnya kami sangat berterima kasih kepada Bupati Vandiko Gultom yang sudah memperjuangkan nasib kami hingga ke Jakarta bersama pimpinan DPRD. Tapi sekarang justru wakil kami di DPRD malah tidak hadir saat paripurna,” ujarnya.
Ratusan tenaga honorer dari lintas OPD yang hadir turut menangis bersama. Menurut Gembira, anggota DPRD Samosir telah memupuskan harapan mereka untuk menjadi pegawai. “Kami sudah mengabdi belasan tahun, bertaruh nyawa, dan ini satu-satunya pekerjaan kami,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Samosir, Nasip Simbolon, yang hadir bersama beberapa anggota DPRD, menjelaskan gagalnya P-APBD 2024 terjadi karena sidang tidak kuorum, dengan hanya 15 dari 24 anggota DPRD yang hadir. Di antara yang absen terdapat nama-nama seperti Siska Ambarita, Durcan Nainggolan, Philipus Pandiangan, dan lainnya.
Namun, Nasip berjanji bahwa DPRD bersama Pemkab Samosir akan memperjuangkan nasib 766 tenaga honorer hingga 2026.
“Kami akan memastikan seluruh tenaga honorer bisa diangkat menjadi pegawai,” tegasnya, disambut tepuk tangan dan isak tangis haru ratusan honorer. (ant/sb1)