Dunia  

Badai Helene Tewaskan 212 Orang, Korban Diperkirakan Bertambah

Foto: Warga Swannanoa berjalan melewati kerusakan akibat banjir dahsyat dari Sungai Swannanoa. Sisa Badai Helene menyebabkan banjir besar, pohon tumbang, dan pemadaman listrik di wilayah barat Carolina Utara, AS, 29 September 2024. (via REUTERS/Travis Long)

simantab.com – Beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) diguncang Badai Helene, badai paling mematikan kedua yang menghantam daratan AS dalam setengah abad. Lebih dari 210 orang telah dipastikan tewas akibat badai ini.

Badai tersebut membanjiri kota-kota, menutup banyak jalan, memutus layanan listrik dan air, serta mengguncang masyarakat yang kini berjuang memulai upaya pemulihan yang diperkirakan memakan waktu bertahun-tahun.

Kompilasi angka resmi oleh AFP mengonfirmasi 212 kematian di Carolina Utara dan Selatan, Georgia, Florida, Tennessee, dan Virginia, dengan lebih dari separuh korban tewas di Carolina Utara akibat banjir.

Presiden AS Joe Biden mengunjungi wilayah tenggara negara tersebut untuk hari kedua berturut-turut. Dalam kunjungannya, ia turut berduka bersama warga yang terdampak Badai Helene.

“Saya melihat Anda, mendengar Anda, dan berduka bersama Anda — saya berjanji kami mendukung Anda,” ujar Biden saat mengunjungi sebuah perkebunan yang rusak di Ray City, Georgia, dikutip AFP, Jumat (4/10/2024).

Helene merupakan badai paling mematikan yang menghantam daratan AS sejak Badai Katrina pada 2005, yang menewaskan 1.392 orang.

Meskipun ratusan penyelamatan telah dilakukan di enam negara bagian dan tanggapan besar melibatkan ribuan personel federal, anggota Garda Nasional, serta pasukan tugas aktif yang membantu responden lokal, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.

Masih banyak warga yang belum ditemukan di wilayah pegunungan yang terkenal dengan kantong-kantong isolasi.

“Kami terus menemukan korban selamat,” kata Buncombe County di North Carolina. Mereka juga menambahkan bahwa masih ada warga yang terputus dari dunia luar akibat tanah longsor dan jembatan yang rusak.

Di Asheville, kota berpenduduk sekitar 100.000 orang yang populer di kalangan wisatawan, lumpur tebal menutupi jalan-jalan. Bangunan dan struktur di sepanjang tepi sungai hancur terbawa arus.

Pihak berwenang terus mencari korban di daerah terpencil, sementara pusat kota, restoran, dan kelompok bantuan membagikan makanan serta air gratis. Tim perbaikan berjuang keras memulihkan listrik bagi ratusan ribu pelanggan yang masih mengalami pemadaman.

Di kota terdekat, Swannanoa, para tetangga bekerja sama membersihkan jalan, memperbaiki kabel listrik, mendistribusikan gas, dan berbagi makanan. (cnbc/sb1)

Iklan RS Efarina