Foto: Foto Kolase Bendera Israel dan Iran. (AP Photo)
simantab.com – Ketegangan di Arab semakin memanas. Fakta baru yang muncul Senin (12/8/2024) mengindikasikan bahwa Iran, marah atas kematian mantan petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, siap membalas dendam ke Israel. Intelijen Israel mengungkap bahwa Iran akan melancarkan serangan langsung pada 15 Agustus.
“Komunitas intelijen Israel yakin Iran telah memutuskan untuk melancarkan serangan langsung ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran,” lapor Al-Arabiya English, melansir Axios yang mengutip dua sumber.
“Serangan Iran dapat terjadi sebelum 15 Agustus,” tambah laporan itu, menyebut serangan bakal berlangsung selama beberapa hari.
Tanggal serangan bertepatan dengan negosiasi baru terkait perang Gaza, yang difasilitasi oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar. Israel telah mengonfirmasi partisipasinya dalam perundingan tersebut, sementara Hamas mengisyaratkan agar mediator menyetujui proposal gencatan senjata 31 Mei, daripada merancang yang baru.
Situasi di Timur Tengah semakin panas setelah Israel membunuh komandan tinggi Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut, Lebanon. Pembunuhan Haniyeh di Teheran pada akhir Juli semakin memperburuk keadaan.
Meskipun Israel mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, mereka belum mengakui keterlibatan dalam kematian Haniyeh. Namun, laporan Anadolu Agency, yang mengutip Jewish Chronicle, menyebutkan pembunuhan itu dilakukan oleh dua warga Iran, anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang direkrut oleh mata-mata Israel Mossad.
Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel
Kelompok Hizbullah Lebanon, yang didukung Iran, membombardir pangkalan militer Israel akhir pekan kemarin. Hizbullah meluncurkan pesawat nirawak bermuatan peledak setelah seorang komandan Hamas terbunuh di Lebanon selatan sehari sebelumnya.
“Pejuang Hizbullah meluncurkan skuadron pesawat nirawak bermuatan peledak di pangkalan Michve Alon dekat kota Safed di Galilea,” lapor AFP mengutip pernyataan Hizbullah.
“Serangan ini sebagai tanggapan atas pembunuhan yang dilakukan Israel di Sidon,” tambahnya.
Kantor media Hizbullah mengonfirmasi serangan ini, yang merupakan kali pertama kelompok tersebut menargetkan pangkalan tersebut.
Kekerasan lintas batas ini dipicu oleh perang Gaza yang berlangsung selama sepuluh bulan. Sekitar 562 orang di Lebanon tewas, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, dengan 116 korban adalah warga sipil.
Respons Terbaru AS
AS merespons cepat eskalasi di kawasan Arab, menunjukkan dukungan bagi sekutu utamanya, Israel, setelah Iran dan Hizbullah Lebanon berjanji membalas pembunuhan terhadap pemimpin Hamas dan Hizbullah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan kelompok kapal induk untuk mempercepat kedatangan mereka di Timur Tengah pada Minggu. Pentagon menyatakan bahwa ketegangan yang meningkat ini “menimbulkan kekhawatiran akan perang di seluruh kawasan Arab.”
“Menhan Austin memerintahkan kelompok kapal induk yang dipimpin USS Abraham Lincoln, dilengkapi dengan jet tempur F-35, untuk mempercepat transit ke kawasan tersebut,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder, dikutip AFP.
Austin juga berbicara dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant. Pentagon pun telah mengerahkan kapal selam rudal berpemandu USS Georgia ke wilayah tersebut.
“Penting untuk mengurangi kerugian warga sipil, mengamankan gencatan senjata, membebaskan sandera yang ditahan di Gaza, dan mencegah agresi dari kelompok yang berpihak pada Iran di wilayah tersebut,” tambah Ryder.
Perang Gaza telah menewaskan 40.000 orang di wilayah Palestina itu. Selain Iran dan Hizbullah, kelompok Houthi di Yaman juga melancarkan serangan sebagai bentuk protes terhadap perang yang berlangsung. (cnbc)