Ilustrasi, Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackievirus (CA16) dan Enterovirus (EV71), menyerang terutama anak-anak dan remaja.(simantab)
simantab.com — Kasus Flu Singapura di Indonesia dilaporkan melonjak pesat sejak awal 2024. Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mencatat lebih dari 5.000 kasus pada akhir Maret, yang kemudian meningkat menjadi hampir 8.500 kasus pada akhir April. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tirmidzi, menyebutkan lonjakan ini terjadi pasca libur Lebaran dan peningkatan tajam dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut dr. Diana Yuliani Suryanto, Sp.A, dari RS St. Carolus Summarecon Serpong, Flu Singapura disebabkan oleh virus Coxsackievirus (CA16) dan Enterovirus (EV71). Penyakit ini sangat menular, terutama di daerah beriklim tropis dan biasanya muncul pada musim hujan. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti ingus, ludah, lesi kulit yang pecah, dan kotoran penderita.
Gejala awal Flu Singapura mirip dengan Cacar Air, termasuk demam, sariawan di mulut, serta ruam dan luka lepuh di kulit terutama pada telapak tangan dan kaki. Penderita juga mengalami nyeri saat menelan dan sulit makan. Masa inkubasi penyakit ini adalah 2-6 hari.
Dr. Diana menekankan pentingnya kebersihan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Masyarakat diimbau untuk rutin mencuci tangan, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, serta menutup mulut saat batuk atau bersin.
Menghadapi lonjakan kasus Flu Singapura, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala dan mengambil langkah pencegahan. Pemeriksaan medis segera diperlukan jika mengalami gejala, guna memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.