Kiri-Kanan) Koalse Foto Bendera Houthi, Bendera Hamas, Bendera Hizbullah. (AP Photo)
simantab.com – Situasi di Timur Tengah kian memanas, dengan potensi eskalasi menuju konflik yang lebih luas. Intelijen Israel mengungkapkan bahwa Iran berencana melakukan serangan langsung ke Israel sebelum 15 Agustus, sebagai balasan atas pembunuhan mantan petinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Kondisi ini semakin mempertegang hubungan antara Israel dan Iran, yang juga didukung oleh Hizbullah di Lebanon.
Di tengah ketegangan ini, Angkatan Laut Iran memperkuat arsenal militernya dengan rudal jelajah baru yang tidak terdeteksi, serta pesawat nirawak tempur, memperkuat ancaman terhadap Israel.
Negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris telah mendesak Iran untuk menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut, sementara Amerika Serikat mempercepat pengiriman kapal induk USS Abraham Lincoln ke wilayah tersebut sebagai bentuk dukungan kepada Israel.
Kekerasan terus berlanjut, dengan Hizbullah membombardir pangkalan militer Israel dan Israel menyerang kota Naqoura di Lebanon serta kamp pengungsian di Gaza. Di tengah semua ini, negosiasi baru tentang gencatan senjata di Gaza dijadwalkan berlangsung pada 15 Agustus, dengan mediasi dari AS, Mesir, dan Qatar.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, memberikan peringatan keras tentang potensi Perang Dunia III, mengklaim bahwa kebijakan AS di Timur Tengah dapat memicu konflik global.
Dengan situasi yang semakin tidak terkendali, Timur Tengah tampaknya berada di ambang perang besar yang dapat berdampak jauh lebih luas daripada yang dibayangkan. (cnbc)