Ilustrasi, Dampak Penghapusan Jurusan di SMA, Perspektif Psikolog dan Pengamat Pendidikan. (simantab)
simantab.com — Penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA yang akan diterapkan mulai tahun ajaran 2024/2025 oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diperkirakan akan mempengaruhi kebutuhan jumlah guru.
Menurut Psikolog Pendidikan Tantri Rahmawati, kebijakan ini membuat siswa bebas memilih mata pelajaran setiap tahun, yang bisa menyulitkan guru dalam memenuhi syarat 24 jam pelajaran (24JP) sebagai persyaratan sertifikasi.
Tantri menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya syarat 24JP akan berdampak pada tunjangan profesi guru. Ia menekankan bahwa hal ini bukanlah kesalahan guru, melainkan sistem yang kurang mendukung.
“Penghargaan untuk guru seharusnya tidak hanya berdasarkan jumlah jam mengajar, tetapi juga kualitas pengajaran,” ujar Tantri.
Di sisi lain, Pengamat Pendidikan Bukik Setiawan menekankan pentingnya level persiapan yang matang dari pemerintah daerah dan sekolah. Bukik mengimbau agar pemerintah daerah membantu sekolah dalam menyesuaikan kurikulum dengan kondisi lokal masing-masing.
Selain itu, sekolah harus siap mengubah pola pembelajaran, termasuk melakukan asesmen minat bakat dan konsultasi karier bagi murid untuk memetakan kebutuhan berdasarkan pilihan karier mereka.
Dengan adanya berbagai perubahan ini, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, sekolah, dan guru untuk memastikan transisi yang mulus dan berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan.(tempo/dk)