Penjahit di Siantar, Sebelum Covid Penghasilan Rp 500 Ribu Sehari, Kini…

Siantar – Belasan kios di Jalan Wandelpad, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar, yang sebagian besar ditempati para penjahit pakaian, mengaku sepi job jelang Lebaran 2021.

Berbeda sebelum pandemi Covid-19, di mana banyak warga mengantarkan bakal kain untuk dijahit. Para penjahit sampai kewalahan dan bekerja hampir 24 jam.

“Itu dulu tahun lalu, sebelum corona. Kalau sekarang ini, job sepi mungkin karena perekonomian warga belum pulih. Kebutuhan membeli pakaian pun tak masuk prioritas lagi,” kata Asrul Sani, penjahit Ricky Taylor ditemui Senin (3/5/2021).

Selain alasan tersebut, mungkin juga sebut Asrul, karena saat ini masih pandemi Covid-19, warga mengurangi aktivitas di luar rumah, sehingga kebutuhan pakaian pun tak dianggap mendesak.

“Sekarang lebih banyak merombak pakaian jadi. Mengecilkan ukuran dan memotong bagian bawah. Warga banyak beli baju jadi ketimbang menjahit bahan kain, karena jual beli online makin marak,” katanya.

BACA JUGA

Dikatakan Asrul, tahun lalu menjelang Lebaran dia banjir orderan. Saking banyaknya, dia sampai melemparkan orderan ke temannya sesama penjahit.

“Dulu orderan mau sampai tujuh setel dalam sehari. Tutup kios pun sampai malam kali. Bahkan di rumah pun tetap kami kerjakan, hampir 24 jam. Sekarang, sehari dapat tiga potong aja uda payah kali,” katanya mengeluh.

Untuk saat ini lanjut Asrul, orderan hanya untuk pakaian dinas. Kalau kain batik dan baju koko, tetap ada pesanan tetapi hanya sedikit. Sebelum corona, dirinya bisa membawa uang ke rumah Rp 500 ribu per hari.

“Dulu memang masih jaya-jayanya. Bisa dapat Rp 500 ribu. Sekarang, sehari pun mau tidak membawa uang. Apalagi bantuan dari pemerintah belum ada kami dapatkan,” kata warga Jalan Medan Area itu.  (Yud)

Iklan RS Efarina