Reshuffle Golkar: Strategi Jokowi di Balik Pengunduran Diri Airlangga Hartarto

Dinamika internal partai golkar mundurnya Airlangga Hartarto dan potensi pergantian kepemimpinan. (ft/dok.Tangkapan layar youtube koran simantab) 

 

simantab.com – Keputusan mengejutkan datang dari Airlangga Hartarto yang resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Langkah ini menandai titik krusial dalam dinamika internal partai beringin, yang sudah lama dirundung oleh ketidakstabilan di pucuk pimpinan.

 

Pengamat politik dari Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam, menilai pengunduran diri Airlangga dapat memicu terjadinya perubahan signifikan dalam tubuh Golkar. Dia mengungkapkan bahwa kekuatan politik yang diwakili oleh Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang Kartasasmita kemungkinan besar akan bergabung, menciptakan faksi yang solid dan berpotensi menjadi jembatan bagi Presiden Jokowi dan keluarganya setelah masa jabatannya berakhir.

 

Di internal Golkar, terdapat beberapa skenario yang mungkin terjadi setelah Airlangga mundur. Skenario pertama adalah menunjuk Agus Gumiwang, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian, sebagai pelaksana tugas Ketua Umum Golkar. Namun, hubungan antara Airlangga dan Agus dilaporkan sedang tidak harmonis.

 

Skenario kedua adalah persiapan pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang direncanakan berlangsung pada akhir Agustus 2024. Nama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia pun mencuat sebagai kandidat kuat yang dapat menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum.

 

Upaya Bahlil untuk merebut kursi Ketua Umum bukanlah hal baru. Sebelumnya, pada Maret 2024, mengutip laman media Koran Tempo, bahwa Bahlil telah melakukan manuver politik yang diyakini mendapat restu dari Presiden Jokowi. Jika Bahlil berhasil mengambil alih kepemimpinan Golkar, ada kemungkinan Jokowi akan menjadi Ketua Dewan Pembina partai.

 

Ketidakstabilan di pucuk pimpinan Golkar sebenarnya sudah terlihat sejak pertengahan tahun lalu. Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam, secara terbuka meminta Airlangga mundur dan mendesak digelarnya Munaslub. Airlangga dianggap gagal membawa Golkar ke panggung Pilpres 2024, meskipun sebelumnya diberikan mandat sebagai calon presiden dari partai tersebut.

 

Selain itu, Airlangga juga terjerat dalam kasus dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah. Pada Juli 2023, dia telah diperiksa oleh Kejaksaan Agung terkait kasus tersebut, yang semakin memperlemah posisinya sebagai Ketua Umum Golkar.

 

Dengan mundurnya Airlangga, arah dan masa depan Golkar kini berada di persimpangan, dan perubahan besar di dalam partai tampaknya tak terelakkan.

Iklan RS Efarina