simantab.com
Presiden terpilih Prabowo Subianto mendapat wejangan dari Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia, Try Sutrisno, terkait penambahan jumlah kementerian di pemerintahannya.
Mantan Panglima ABRI ini mengingatkan mantan bawahannya di militer itu, jangan ceroboh dan asal-asalan menambah jumlah menterinya.
“Tambah lagi (jumlah kementerian) enggak apa-apa, asal jangan ceroboh. Nambah asal nambah, itu namanya patah tulang. Jangan begitu…,” ujar Try Sutriso di kediamannya Jalan Purwakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Diceritakannya, di masa pemerintahan Presiden RI ke-2 Suharto, kabinet juga terkesan gemuk. Namun hal itu sesuai dengan kebutuhan demi kemajuan bangsa.
“Zaman Pak Harto dulu kita masih negara menengah. Maju belum, kurang enggak. Baru akan memulai. Di sini ada banyak masa yang baru jadi meterinya gemuk. Enggak apa-apa, menteri kasih wakil menteri, kaderisasi,” terang Try.
Ia juga menekankan, jumlah kementerian yang banyak bukan jaminan dapat memajukan sebuah negara. “Jadi kecil besar (jumlah kementerian) itu tergantung kemajuan bangsanya. Jepang itu cuma 14 paling tinggi. Meski mereka orangnya kecil-kecil, tapi otaknya maju,” tandasnya.
Sebelumnya, presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, berencana menambah jumlah pos kementerian di pemerintahannya. Rencana itu dimulai dengan merevisi Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang mengatur jumlah maksimal kementerian sebanyak 34. Namun sejumlah pihak mewanti-wanti agar rencana Prabowo-Gibran menambah jumlah menterinya tidak bertujuan untuk bagi-bagi jabatan kepada pendukungnya.