Karo, Kisah perselingkuhan sang legislator Partai Demokrat di Kabupaten Karo tidak kunjung selesai. Kasus pelanggaran integritas dan etis ini sekarang mendadak sunyi senyap, apakah akan hilang menguap dan tak berbekas? Ataukah Partai Demokrat sebagai palang perisai sebuah perbuatan amoral dari kadernya?
Tanda tanya dari seorang ayah, Bongkee Sitepu dengan tiga orang anaknya. Bongkee bercerita menggunakan toa mininya di depan Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta namun sayang di rumah yang seharusnya aspirasi rakyat pasti didengar, hari ini gagal menjadi tempatnya bercerita.
Sang ayah dengan 3 anaknya yang masih kecil, pulang dengan tangan hampa. Hanya berharap kepada goresan goresan security gedung megah itu, entah bermuara kemana goresan itu akan diteruskan, mereka hanya berharap sebuah keajaiban, SBY mendengarnya.
Bongkee Sitepu Mengadu Ke Dewan Kehormatan
Setahun lebih sudah pengaduan itu disampaikan melalui sebuah saluran resmi Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat. Tepatnya 10 Desember 2020, Bongkee Sitepu menuliskan sebuah goresan di kertas kumal penerima pengaduan DPP Partai Demokrat tentang Perzinahan sang legislator DPRD Kabupaten Karo dari Fraksi Demokrat, Sumatera Utara Raja Urung Mahesa Tarigan.
Sebulan menunggu, tepatnya 3 Februari 2021, Bongkee Sitepu sebagai pelapor diperiksa oleh Dewan Kehormatan. Dalam pemeriksaan tersebut, bongkee dicecar tentang pengaduannya serta diminta menunjukkan barang bukti. Dalam kesempatan tersebut bongkee memperdengarkan rekaman dan screenshot percakapan antara sang istri dan sang legislator.
Dewan Kehormatan kembali memanggilnya untuk kedua kalinya tepatnya 19 April 2021, Bongkee Sitepu kembali menghadiri panggilan tersebut. Dan memperjelas pengaduannya.
Pasca pemeriksaan tersebut, Bongkee Sitepu kehilangan kontak dan dirinya tidak mendapat informasi tentang perkembangan pengaduannya. Akhirnya Bongkee menempuh jalan terjal perjuangan yaitu turun ke jalanan.
Sang Ayah dan Ketiga Anaknya Demo di Depan DPP Partai Demokrat
Bongkee Sitepu adalah sosok yang berjuang dengan akal sehatnya kembali mendatangi Partai Demokrat, 21 September 2021 untuk meminta hasil pengaduannya, namun kembali dirinya disodori kertas kumal isian untuk permohonan keputusan atas pengaduannya. Namun sampai dengan hari ini, tidak ada balasan atas pertanyaan resmi tersebut.
Jalan terjal perjuangan akhirnya dipilihnya sebagai sebuah pilihan yaitu turun ke jalanan. Bongkee Sitepu berbekal toa ala kadarnya bersama tiga orang anaknya berdemo di tugu proklamasi (23/12/2021) , persis di seberang kantor DPP Partai Demokrat.
Dengan mengenakan beka buluh (pakaian adat karo untuk laki laki) dan anak anaknya dengan uis nipes (pakaian adat karo untuk perempuan) dia berteriak dan bersuara, menuntut jawab atas pengaduannya.
Secara filosofis kebudayaan karo, penggunaan beka buluh dan uis nipes adalah pernyataan untuk kewibawaan dan rasa hormat. Dengan hadir menggunakan uis nipes dan beka buluh, Bongkee Sitepu ingin menunjukkan rasa hormatnya kepada Partai Demokrat dan berharap partai ini juga memperjuangkan kewibawaannya sebagai seorang ayah.
Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum DPP Partai Demokrat adalah seorang ayah.
Saya Ingin Mengetuk Hati Nurani Kebapakan Dari Seorang Calon Pemimpin AHY. Saya Berharap AHY Mengerti Perjuangan Sang Ayah Didepan Anak Anaknya. Saya Harap Beliau Mengerti Bahwa Tidak Ada Seorang Ayahpun Yang Pantas Dipermalukan Didepan Anak Anaknya
Dua jam berorasi dan dibawah tekanan aparat dan security yang mempertanyakan surat ijin dan lain lain dengan muka lusuh sang ayah berkata kepada ketiga anaknya:
“Bapak itu sedang sibuk, kita pulang dulu, kita datang lagi nanti pas kam libur sekolah”
Dan perjuangan itu akhirnya dituntaskan kembali dengan hadir langsung didepan pintu gerbang Kantor DPP Partai Demokrat, 3 Februari 2022. Bongkee Sitepu hadir bersama sang anak untuk menuntut kembali, namun gerbang yang menjulang tinggi itu, tidak mampu menembuskan aspirasinya kepada ratusan staf yang bekerja di Partai Demokrat.
Kantor Partai Demokrat yang sejatinya adalah pintu aspirasi rakyat, apakah hari ini menjadi tembok tebal perisai perlindungan bagi kader kader amoral seperti RUMT yang diadukan olehnya?
AHY Harus Turun Tangan
Simantab berusaha melakukan konfirmasi kepada Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat, Fajar Sampurno adalah satu satunya anggota Dewan Kehormatan yang concern dan mau menjawab WA dari simantab.
Fajar Sampurno berkata:
Saya Tidak Bisa Mempublikasi Keputusan Wanhor, Keputusan Wanhor Sudah Kami Sampaikan Kepada DPP Partai Demokrat
Dari sumber berbeda kami memperoleh informasi bahwa keputusan dewan kehormatan sudah keluar dan merekomendasikan pemecatan atas nama kader dimaksud atas pelanggaran etik dan integritas.
Dan keputusan dewan kehormatan tersebut sudah berada di BPOKK DPP Partai Demokrat. Salah seorang staf BPOKK DPP Partai Demokrat, bercerita bahwa banyak keputusan dari wanhor dari masa ke masa yang tidak berproses.
BPOKK juga mengkaji terhadap keputusan wanhor tersebut namun ketika diminta untuk menunjukkan pasal dan aturan tentang itu sang informan bercerita off the record.
Melihat kekisruhan tafsir AD/ART ini, tentu saja, sang ayah Bongkee Sitepu berharap kebijaksanaan dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat untuk mengambil alih kasus ini. Apalagi di kalangan pers di sumatera utara berhembus kabar yang sedikit amis, benarkah ada patgulipat antara BPOKK DPP Partai Demokrat dengan DPD Partai Demokrat Sumatera Utara untuk tidak memproses SK Pemecatan sang legislator?
Bahkan bongkee sitepu juga sudah mempublish pertanyaan secara terbuka tentang hal ini,
*redaksi sudah mengirimkan pesan kepada kepala BPOKK DPP Partai Demokrat