Bentrokan Berdarah di Kebun PTPN III: Warga dan Satpam Saling Tuding, Korban Luka Berat

foto : ilustrasi

 

simantab.com – Konflik antara warga yang mengatasnamakan Futasi dengan Satpam PTPN III Kebun Unit Bangun kembali memanas pada Rabu malam, 5 Juni 2024. Bentrokan yang terjadi mengakibatkan luka parah pada kedua belah pihak, terutama di bagian kepala, sehingga memerlukan perawatan intensif di rumah sakit setempat.

Menurut Irman, Asisten Personalia Kebun PTPN III Unit Bangun, insiden dimulai dengan lemparan batu yang diduga berasal dari warga sendiri sebagai upaya menciptakan kondisi untuk kerusuhan. “Awalnya ada bunyi lemparan, terus mereka ramai-ramai mendatangi pos satpam,” ujar Irman saat menjelaskan kronologi kejadian.

Warga yang marah mendatangi pos satpam untuk meminta penjelasan mengenai lemparan batu tersebut. Ketegangan meningkat hingga terjadi adu mulut antara kedua pihak. Menyadari situasi yang semakin tegang, pihak kebun menambah personel satpam untuk berjaga. Massa sempat mundur sekitar 50 meter menuju perkampungan, namun insiden berlanjut ketika Kepala Pengamanan Rasiono dan beberapa satpam lainnya diserang dengan senjata tajam oleh massa, menyebabkan luka parah pada Rasiono.

“Ketika Kapam Rasiono hendak menuju pos, dia diserang warga, dan di situlah terjadi pembacokan,” tambah Irman.

Di sisi lain, warga Futasi yang diwakili oleh Ferry memiliki pandangan berbeda mengenai penyebab bentrokan. Ferry menyebutkan bahwa warga datang ke pos satpam untuk bertanya siapa pelaku yang melempar batu ke rumah mereka. Namun, keadaan berubah menjadi keributan setelah diduga ada provokator yang dibayar oleh pihak PTPN III.

“Awalnya bagus. Tapi orang-orang yang kita duga dibayar oleh PTPN III membuat keributan, hingga terjadi aksi bentrokan pada malam itu,” kata Ferry.

Ferry juga menambahkan bahwa pihaknya bingung dengan tindakan PTPN III yang tidak mampu menahan diri meskipun Komnas HAM sebelumnya telah meminta kedua pihak untuk tidak bertikai demi menghindari korban. “Kita juga bingung. PTPN III tidak bisa menahan diri seperti yang diminta Komnas HAM tahun lalu,” lanjutnya.

Akibat insiden tersebut, PTPN III Unit Bangun telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Siantar Martoba untuk ditindaklanjuti. Kejadian ini menambah panjang catatan konflik antara masyarakat dan pihak kebun, yang hingga kini belum menemukan titik terang penyelesaiannya.

Iklan RS Efarina