Setelah Indonesia merdeka, Hari Buruh sempat diakui dan dirayakan secara terbuka. Namun, pada masa Orde Baru, peringatan May Day dilarang keras.
Jakarta|Simantab – Ada apa dengan 1 Mei? Masyarakat luas sudah tahu, hari ini adalah peringatan hari buruh. Walau demikian, tidak banyak yang mengetahui, kenapa 1 Mei dikaitkan dengan hari buruh.
Di balik perayaan hari buruh, terdapat sejarah panjang tentang perjuangan keras kaum buruh menuntut hak-hak dasar mereka.
Dalam catatan The History of May Day, semuanya dimulai atas adanya tuntutan memperpendk hari kerja. Tuntutan ini punya kepentingan politis bagi kelas pekerja di Amerika Serikat. Perjuangan ini dimulai bersamaan berdirinya sistem pabrik di Amerika Serikat (AS).
Saat itu, meskipun tuntutan upah tinggi menjadi penyebab paling umum aksi mogok kerja di AS, pertanyaan tentang jam kerja yang lebih pendek dan hak untuk berorganisasi selalu dikedepankan ketika para pekerja merumuskan tuntutan mereka terhadap para bos dan pemerintah.
Akhir abad ke-19, adalah momentum sejarah may day dimulai. Saat itu para pekerja dihadapkan pada jam kerja yang sangat panjang, bisa mencapai 16 per hari. Selain itu, upah yang didapat buruh rendah dan kondisi kerja memprihatinkan.
Pada tahun 1884, Federasi Organisasi Buruh dan Serikat Buruh menggelar kongres di Chicago. Mereka menuntut pembatasan jam kerja menjadi delapan jam sehari, dengan slogan yang dikenal “Eight hours for work, eight hours for rest, and eight hours for what we will.” (Delapan jam untuk bekerja, delapan jam untuk istirahat, dan delapan jam untuk apa yang kita inginkan).
Tuntutan ini mencapai klimaksnya pada 1 Mei 1886. Saat itu ada lebih 300.000 buruh di seluruh AS menggelar aksi mogok kerja besar-besaran. Aksi ini kemudian dikenal sebagai Gerakan 1 Mei.
Tidak berhenti satu hari itu saja, beberapa hari setelah mogok massal itu, tepatnya pada 4 Mei 1886, satu aksi damai di Haymarket Square, Chicago, berubah menjadi tragedi.
Ketika polisi mencoba membubarkan massa, tiba-tiba sebuah bom meledak di tengah kerumunan. Akibatnya, beberapa polisi dan demonstran tewas.
Peristiwa ini dikenal sebagai Insiden Haymarket dan menjadi simbol perjuangan buruh yang dipenuhi pengorbanan.
Meski para pemimpin buruh ditangkap dan dihukum berat, perjuangan mereka justru menginspirasi gerakan buruh di seluruh dunia.
Setelah itu, 1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Kongres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, hal ini juga memberi semangat baru terhadap perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif pada masa itu.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Sejak masa kolonial Belanda, peringatan hari buruh telah dimulai. Hanya saja, di masa-masa tertentu, terutama saat situasi politik tidak kondusif, peringatan itu dilarang keras.
Setelah Indonesia merdeka, Hari Buruh sempat diakui dan dirayakan secara terbuka. Namun, pada masa Orde Baru, peringatan May Day dilarang keras.
Setelah era reformasi, peringatan Hari Buruh kembali diizinkan. Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional pada tahun 2013.(*)