simantab.com – Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) kini diupayakan menggunakan data history lain. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengusulkan penggunaan data pembayaran listrik dan telekomunikasi.
Dengan kedua data tersebut, kemampuan membayar pinjaman dapat dilihat, sehingga memperluas akses pinjaman bagi UMKM yang unbankable.
UMKM yang tidak terjangkau bank akan kesulitan jika hanya menggunakan data history kredit yang biasa diterapkan, karena mereka belum pernah meminjam dana ke bank sebelumnya.
“Kalau bank hanya menggunakan data history kredit, UMKM unbankable yang belum pernah meminjam ke bank akan kesulitan mendapatkan KUR,” kata Teten setelah rapat dengan Komisi VI DPR RI dan Menteri Perdagangan, Rabu (4/9).
“Kita meminta inovatif credit scoring yang menggunakan data pembayaran listrik dan telekomunikasi. Pembayaran pulsa dan belanja online melalui handphone dapat menunjukkan kemampuan bayar mereka,” jelasnya.
Teten juga sudah berdiskusi dengan operator telekomunikasi dan bank terkait hal ini. Menurutnya, data tersebut bukan hal baru, karena sebagian bank sudah menggunakannya, dan 145 negara dunia telah menerapkannya.
Sulitnya UMKM unbankable mendapatkan pinjaman bank membuat mereka mencari alternatif dengan bunga tinggi, seperti pinjaman online, rentenir, dan fintech.
Usulan ini diharapkan membuka peluang bagi UMKM unbankable untuk mendapatkan pinjaman hingga 70%, dan memperbaiki rasio Non-Performing Loan (NPL) UMKM, dari di atas 4 menjadi di bawah 3.
“Karena itu, kemudahan akses pembiayaan harus diberikan,” tegasnya.