Jokowi: Hilirisasi Nikel Dongkrak Ekspor Jadi Rp 510 Triliun

Foto: Ilustrasi Nikel (Dok IMIP)

simantab.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan proyek hilirisasi nikel berhasil mendorong kenaikan signifikan pada nilai ekspor. Nilai ekspor hilirisasi nikel melejit dari Rp 33 triliun menjadi Rp 510 triliun.

“Seperti disampaikan Pak Menko Luhut Binsar Pandjaitan, sekarang nilai ekspor nikel kita sudah mencapai US$ 34 miliar, dari sebelumnya hanya Rp 33 triliun kini menjadi sekitar Rp 510 triliun,” kata Jokowi, Sabtu (21/9/2024).

Jokowi menjelaskan kebijakan hilirisasi dengan menghentikan ekspor bijih nikel awalnya menimbulkan pro-kontra, hingga RI digugat Uni Eropa di WTO.

“Meski kita kalah, saya tegaskan negara ini berdaulat, dan kepentingan nasional adalah yang utama. Kita tidak bisa didikte oleh siapapun,” tegas Jokowi.

Jokowi juga menyoroti perkembangan industri kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dengan ekosistem besar yang mulai terwujud. Smelter nikel di Morowali, Weda Bay, serta Freeport dan Amman Mineral di Sumbawa dan Gresik akan berproduksi.

Jokowi juga menargetkan bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat, untuk memulai produksi percobaan bulan depan.

“Jika ekosistem ini terbangun, kita akan masuk ke global supply chain dan memberikan nilai tambah besar, termasuk dalam rekrutmen tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

Jokowi juga meresmikan pabrik anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material di Kendal, Jawa Timur, pada Rabu (7/7/2024).

“Saya menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini. Hanya 10 bulan sejak tanda tangan di Beijing, pabriknya sudah jadi. Negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat, dan kini kita sudah menjadi negara yang cepat,” tandasnya. (cnbc/sb1) 

Iklan RS Efarina