Dunia  

Krisis di Bangladesh: Protes Mahasiswa dan Kekacauan yang Mengingatkan pada ’98 di RI

Tumtutan Mahasiswa meminta diakhirinya sistem kuota pekerjaan yang menguntungkan pendukung pemerintah, dengan pengangguran tinggi di kalangan anak muda sebagai pendorong utama.(REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)

 

simantab.com — Ketegangan di Bangladesh mencapai puncaknya dengan protes mahasiswa yang semakin memanas hingga Minggu (21/7/2024). Pada Sabtu kemarin, pemerintah mengerahkan tentara untuk berpatroli di jalan-jalan Dhaka yang sepi, mendirikan barikade selama jam malam guna meredakan situasi.

 

Protes ini dipicu oleh penolakan mahasiswa terhadap sistem kuota pekerjaan di pemerintah, yang dianggap diskriminatif. Sepanjang minggu ini, aksi protes telah menewaskan setidaknya 110 orang. Sejak Kamis, layanan internet dan pesan teks ditangguhkan, sementara panggilan telepon dan situs web media terganggu.

 

John Heidemann, kepala ilmuwan di Institut Ilmu Informasi USC Viterbi, menyebut pemutusan internet ini sebagai langkah drastis yang belum pernah terlihat sejak revolusi Mesir 2011. Bentrokan antara demonstran dan polisi terus berlanjut, menyebabkan ribuan orang terluka.

 

Protes terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali tahun ini juga didorong oleh tingginya pengangguran di kalangan anak muda. Ratusan ribu mahasiswa turun ke jalan menuntut diakhirinya sistem kuota yang menyediakan hingga 30% pekerjaan di pemerintahan bagi keluarga veteran perang kemerdekaan 1971.

 

Meskipun peluang kerja meningkat di sektor swasta, pekerjaan di pemerintahan tetap diminati karena dianggap lebih stabil. Para pengunjuk rasa menilai kuota ini hanya menguntungkan pendukung Hasina. Mereka meminta pemerintah menghapus kuota yang dianggap diskriminatif.

 

Pada bulan lalu, Pengadilan Tinggi mengembalikan kuota setelah kerabat veteran perang mengajukan petisi. Protes memuncak pada Senin lalu ketika mahasiswa Universitas Dhaka bentrok dengan polisi. Polisi menembakkan peluru dan gas air mata pada Jumat lalu saat layanan internet dan seluler diputus. Bentrokan ini menyebabkan 22 orang tewas pada Kamis lalu.

 

Insiden pembakaran terjadi meskipun ada jam malam. Pemerintah memberlakukan perintah tembak di tempat dan mengerahkan militer untuk membantu otoritas sipil. Situs web pemerintah diretas oleh kelompok “THE R3SISTAC3”, sementara saluran berita televisi terganggu setelah kantor pusat BTV diserbu pengunjuk rasa.(cnbc/dk)

Iklan RS Efarina