Medan  

Pasca Tawuran Pemuda di Belawan, Polri-TNI ikut Gotong Royong

Medan – Polri dan TNI bersama warga turun ke lokasi membersihkan sisa tawuran antar pemuda di Jalan KL Yos Sudarso Belawan, sembari memperbaiki gereja dan rumah warga yang rusak.

Masyarakat dibantu personel Polres Pelabuhan Belawan, TNI  dan P3SU Kecamatan Medan Belawan, membersihkan sisa-sisa bentrokan dan memperbaiki rumah dan gereja yang rusak.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP M Dayan mengatakan, situasi di lokasi saat ini sudah kondusif, dan pihaknya bersama petugas dari kecamatan telah membersihkan lokasi serta memperbaiki rumah warga yang rusak.

“Kita bersama-sama memperbaiki rumah warga yang rusak akibat terkena lemparan. Setelah di data, rumah yang rusak ada lima unit, kata Dayan, Jumat (23/7/2021).

Pihaknya juga, sambungnya, telah mengumpulkan elemen masyarakat dari tokoh masyarakat, agama dan pemuda. Dan membuat pernyataan sikap tidak akan ada tawuran lagi.

“Para pelaku terlibat tawuran sudah diamankan, kita saat ini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lainnya,” pungkas Dayan.

Sebelumnya, akibat saling ejek antar kelompok remaja memicu tawuran warga di Jalan KL Yos Sudarso Belawan pada Rabu (21/7/2021) dini hari.

Tawuran itu juga berujung pada aksi pelemparan bom molotov sehingga menimbulkan kerusakan beberapa rumah dan warung milik warga, dan satu rumah ibadah gereja disekitar lokasi kejadian juga nyaris terbakar.

Kepala Polres Pelabuhan Belawan, AKBP M Dayan mengatakan, pihaknya telah menangkap 6 orang yang diduga sebagai otak atau dalang aksi tawuran tersebut.

“Otak dari aksi tawuran ini dominan remaja, masing-masing berinisial MS (17), K (17), RA (17), AP (17), AA (14) dan satu orang dewasa BWB (31),” ujar Dayan.

Dayan yang saat itu didampingi Kasat Reskrim AKP Herry Cahyadi, KBO Sat Reskrim Iptu Arifin Purba dan Kanit I Sat Reskrim Ipda Herikson Siahaan, menepis isu bentrokan itu terjadi karena mengandung unsur SARA.

“Bentrokan yang terjadi bukan karena isu SARA seperti yang sempat beredar, namun karena hal sepele yakni saling ejek yang selama ini biasa terjadi antar warga disana yang dipisahkan oleh sungai,” ungkap Dayan. ()

Iklan RS Efarina