Penyebab Utama Kematian Adalah Suhu Ekstrem dan Kesalahan Penilaian Jemaah.
simantab.com — Seorang pejabat senior Arab Saudi menyatakan bahwa tragedi haji yang menewaskan lebih dari 1.100 jemaah tidak disebabkan oleh kegagalan pengelolaan, melainkan akibat suhu tinggi yang ekstrem. Menurut pejabat tersebut, banyak jemaah yang tidak menyadari risiko kepanasan selama pelaksanaan ibadah haji.
AFP melaporkan pada Jumat (21/6) bahwa jumlah korban jiwa mencapai 1.126 orang, dengan lebih dari separuhnya berasal dari Mesir. Pejabat Saudi mengkonfirmasi bahwa 577 kematian terjadi dalam dua hari tersibuk: ketika jamaah berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, dan saat melempar jumrah di Mina.
Tahun ini, ibadah haji berlangsung di tengah suhu yang sangat tinggi, mencapai 51,8 derajat Celcius. Banyak jemaah ilegal yang tidak memiliki akses ke fasilitas yang disediakan, seperti tenda ber-AC, dan terpaksa berjalan beberapa kilometer di bawah terik matahari. Hal ini menyebabkan banyak jemaah kelelahan, pingsan, dan bahkan meninggal di pinggir jalan.
Pemerintah Saudi melaporkan bahwa jumlah jemaah haji tahun ini mencapai 1,8 juta orang, tidak termasuk sekitar 400 ribu jemaah ilegal yang masuk tanpa izin resmi. Jemaah tidak terdaftar ini menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan dan transportasi resmi, yang memperburuk kondisi mereka selama ibadah haji.
Diplomat Arab mengungkapkan bahwa warga Mesir menyumbang 658 kematian, di mana 630 di antaranya adalah jemaah ilegal. Jemaah asal Mesir mengakui kesulitan dalam mengakses rumah sakit dan ambulans, serta harus berjalan kaki di bawah suhu ekstrem karena tidak dapat menggunakan bus resmi haji.
Meskipun tidak ada larangan spesifik bagi jemaah ilegal menggunakan bus, bus-bus ini disiapkan untuk jemaah resmi. Pemerintah Saudi sebelumnya telah mengeluarkan 300 ribu jemaah tanpa izin, namun beberapa tetap diizinkan masuk atas perintah tertentu.