Sosok  

Profil Ade Armando

Jakarta – Ade Armando, dikenal di jagad media sosial karena aktivitasnya yang kritis dan berani berseberangan dengan kelompok yang dinilai cenderung selalu menyudutkan pemerintah.

Ade aktif di platform YouTube lewat program Cokro TV dan juga di Twitter dan Instagram. Belakangan ini namanya banyak menyedot perhatian netizen berikut unggahannya di Twitter, yang membandingkan jumlah penduduk dan kematian covid antara Indonesia dengan Inggris.

Siapa sesungguhnya Ade? Dilihat di laman wikipedia, pria berkacamata ini  merupakan seorang doktor dan aktif sebagai dosen di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).

Pria kelahiran Jakarta pada 24 September 1961, juga mengajar di beberapa universitas lainnya pada jenjang sarjana maupun pascasarjana. 

Pernah menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia periode 2004–2007, Ketua Program S1 Ilmu Komunikasi FISIP UI periode 2001–2003, serta menjadi Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi-Internews dari tahun 2001–2002.

Kini, dosen komunikasi di Universitas Pelita Harapan ini, juga menjadi peneliti di Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Suami dari Nina M Armando ini, setamat S1 Universitas Indonesia pada 1988, mengambil S2 di Florida State University, Amerika Serikat dan lulus 1991. Ade mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Indonesia pada 2006.

Kalau boleh saya salahnya apa bilang kalian pandir? Saya nanya Fandy kamu lulusnya masuknya nyogok, ya?

Sosok kontroversial itu baru-baru ini bahkan terang-terangan menyebut banyak jalur untuk masuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia (UI). 

Menurutnya, selain melalui jalur prestasi, juga ada jalur titipan ataupun dengan cara menyogok.

Hal itu dia beberkan saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Suara Mahasiswa UI pada Kamis (1/7/2021) malam, dilansir dari suara.com.

Awalnya, Ade menjelaskan kewenangannya menyebut BEM UI yang mengkritik Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai pandir.

“Jadi kalau Anda boleh menghina Jokowi sebagai raja munafik the king of lip service, ingkar janji, bohong, anda membual, kami mual, boleh,” katanya.

Setelah itu, Ade mencontohkan kalau sebutan pandir itu semestinya bisa ditanggapi santai oleh BEM UI yang saat diskusi diwakili oleh Ketua BEM Fisip UI Bayu Satria dan anggota Brigade UI 2019 Fandy Achmad.

“Kalau boleh saya salahnya apa bilang kalian pandir? Saya nanya Fandy kamu lulusnya masuknya nyogok, ya? Anda tinggal jawab enggak, alhamdulillah, so what?” kata dia.

Pembicaraan Ade lantas dipotong tiba-tiba oleh Bayu yang kembali bertanya soal jalur masuk UI melalui titipan ataupun nyogok.

“Berarti di UI emang ada yang kaya gitu mas Ade?,” tanya Bayu.

Ade pun menyebut, Bayu seharusnya tahu karena hal tersebut sudah menjadi hal lumrah ketika ada mahasiswa yang masuk melalui jalur nyogok.[]

Iklan RS Efarina