Negara Rusia dan Belarus dilarang berpartisipasi pada Olimpiade Paris 2024.(ft:kolase dukung IDN: simantab)
simantab.com — Sejak tahun 1920, tercatat 13 negara telah dilarang berpartisipasi dalam ajang Olimpiade karena berbagai alasan, termasuk agresi perang, doping, sikap politik, atau pelanggaran peraturan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Berikut adalah tinjauan mengenai negara-negara tersebut dan alasan di balik larangan tersebut:
1. Olimpiade Musim Panas 1920, Antwerp, Belgia:
– Negara yang Dilarang: Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Turki.
– Alasan: Keterlibatan mereka dalam Perang Dunia I.
2. Olimpiade 1924, Paris:
– Negara yang Dilarang: Jerman.
– Alasan: Perpanjangan larangan dari Olimpiade sebelumnya dan konsekuensi dari Perang Dunia I.
3. Olimpiade Musim Panas 1948, London:
– Negara yang Dilarang: Jerman dan Jepang.
– Alasan: Keterlibatan mereka dalam Perang Dunia II.
4. Olimpiade 1964-1992:
– Negara yang Dilarang: Afrika Selatan.
– Alasan: Kebijakan segregasi rasial dari rezim apartheid.
5. Olimpiade 1972, Munich:
– Negara yang Dilarang: Rhodesia (sekarang Zimbabwe).
– Alasan: Tekanan internasional dan protes terhadap kebijakan segregasi rasial.
6. Olimpiade 2000, Sydney:
– Negara yang Dilarang: Afghanistan.
– Alasan: Sikap Taliban terhadap perempuan.
7. Olimpiade 2016, Rio de Janeiro:
– Negara yang Dilarang: Atlet Rusia (sebagian besar).
– Alasan: Skandal doping yang disponsori negara.
8. Olimpiade Musim Dingin 2022, Beijing:
– Negara yang Dilarang: Korea Utara.
– Alasan: Keputusan untuk mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 karena kekhawatiran Covid-19, yang melanggar Piagam Olimpiade.
9. Olimpiade 2024, Paris:
– Negara yang Dilarang: Rusia dan Belarus.
– Alasan: Keterlibatan mereka dalam perang Ukraina.
– Catatan: Hanya 15 atlet dari Rusia dan 18 dari Belarus yang akan bersaing sebagai “Atlet Netral Individu” (AIN) menurut data terbaru dari IOC.
10. Kasus Khusus:
– Kuwait: Diskors oleh IOC pada Oktober 2015 karena campur tangan pemerintah dalam komite Olimpiade negara tersebut. Atlet Kuwait berpartisipasi dalam Olimpiade 2016 sebagai atlet independen di bawah bendera Olimpiade.
Meskipun mengalami berbagai larangan, semangat Olimpiade tetap hidup melalui upaya banyak atlet yang berjuang di bawah bendera netral atau independen. Kisah-kisah ini mencerminkan dinamika politik dan sosial global yang terus berubah serta dampaknya terhadap dunia olahraga.